Tuesday 8 February 2011

Negeri Auto Pilot

Alkisah ada suatu negeri ajaib, di luar nalar. Di negeri ini banyak hal yang saya gagal paham segagal-gagalnya. Saya berusaha melihat dari berbagai sudut pandang tapi tetap gagal. Ada kekerasan mengatasnamakan agama. Sudah jelas-jelas kekerasan, para pemimpin negeri ajaib pun masih mengangkat agama sebagai isu utama.

Tentang ormas gila itu:
  1. Saya gagal paham mengapa bisa merasa sangat yakin bahwa mereka yang paling benar sedunia DAN berhak membunuh sesamanya
  2. Saya gagal paham mengapa bisa yakin mereka bisa masuk surga dengan membunuh sesamanya
  3. Saya gagal paham mengapa bisa mengaku beragama berteriak atas nama Tuhannya dan bersamaan dengan itu melakukan tindakan serupa binatang
  4. Saya gagal paham mengapa bisa berdalih “membela” agama dengan cara-cara yang justru menodai agama

Tentang (yang disebut) aparatur negara:
  1. kabarnya, ini sudah sangat sering terjadi, tapi tetap saya gagal paham ketika bapak Presiden negeri ajaib menyampaikan “rasa menyesal dan prihatin yang mendalam” di sana sini atas peristiwa yang terjadi. Dan untuk yang satu ini, selain gagal paham, saya juga menjadi turut menyesal dan prihatin. Dear Mr. President, with all due respect, please stop promoting your album and start working as a leader!
  2. Saya gagal paham ketika setelah sudah lewat 24 jam Sang Jendral Kepala Kepolisian negeri ajaib mengeluarkan pernyataan “masih belum ada tersangka” sementara video kejadian sudah tersebar luas sejak berjam-jam sebelumnya. Somebody please send him the video, he might haven’t seen it yet!
  3. Saya gagal paham ketika Menteri Agama dari negeri ajaib yang seharusnya malu karena agama digunakan sebagai alasan untuk penyerangan justru mengeluarkan pernyataan defensif berkaitan dengan Surat Keputusan Bersama 3 Menteri negeri ajaib. Tidak ada sedikitpun komentar mengenai betapa barbarnya penyerangan yang dilakukan, hanya tentang SKB. Dalam hal ini, sang Menteri Agama seakan membenarkan penyerangan yang dilakukan.
  4. Saya gagal paham ketika Gubernur daerah tempat kejadian memberikan pernyataan bahwa agar jemaah yang diserang segera bertobat. Bukannya para penyerang barbar itu juga harusnya dihimbau untuk tobat? Dengan kata lain, sang Gubernur rupanya juga ikut membenarkan penyerangan yang dilakukan.

Saya sungguh gagal paham, di negeri yang (katanya) menjunjung tinggi “kemanusiaan yang adil dan beradab” itu banyak manusia jadi-jadian yang tidak adil dan tidak juga beradab.
Saya sungguh gagal paham, di negeri ini pemimpin ada tapi tidak memimpin. Pemegang kemudi ada tapi tidak mengemudi.

Ajaibnya negeri auto pilot...

No comments:

Post a Comment