“Dikocok-kocok
kaya kalo pulpen macet...”
...tulis seorang sahabat via bbm di
suatu malam. Kalimat itu adalah instruksi untuk menormalkan termometer badan
yang baru saya beli siangnya. Pertama kali dikeluarkan dari kardusnya,
hanya tampak garis kuning di sepanjang termometer raksa ini. Setelah kurang
lebih 5 menit ditaruh di ketiak, ada garis silver yang naik dan menunjuk ke
angka 38,8. Oke, jadi suhu badan saya malam itu 38,8 ⁰ C. Sedikit lebih tinggi dari suhu normal. Karena penasaran,
saya berniat untuk mencoba sekali lagi and there it goes...instruksi untuk
menormalkan air raksa di termometer sebelum digunakan lagi. Tapi apa yang
terjadi setelah proses kocok-kocok dilakukan? Ta daaa...air raksa silver
mengkilat itu malah semakin merajalela hingga ke angka 39,6⁰ C. Dikocok-kocok
lagi, dia melonjak sampai lewat 40⁰ C. Kalau betul itu suhu badan saya harusnya
saya sudah tergeletak di rumah sakit by that time. Termometer yang labil.
“Ratusan...”
...kata seorang temannya teman. Sepotong kata
yang diteruskan lirih itu bukan jawaban dari pertanyaan “berapa ratus?” di iklan
wafer tango jaman dulu. Ratusan di situ mengacu ke ratusan makhluk halus
yang diperkirakan ‘ngikut’ saya. Sebagian teman punya dugaan
kuat mereka ngikut dari Kalimantan,
tempat yang saya kunjungi selama 18 hari kira-kira 2 minggu sebelum ada dakwaan
di atas. Pendapat lain bermacam-macam, mereka memang dikirim oleh anggota keluarga
untuk menjaga saya (?) sampai perkiraan ada yang naksir saya di sana jadi saya
diguna-guna biar balik lagi ke sana.
Momen tak terlupakan ini diawali dari sebuah tweet iseng
sederhana “setiap malam kok demam, begitu pagi seger lagi..”. Gara-gara tweet
itu, seorang teman kuliah menceritakan tentang temannya yang mengalami hal
serupa dan sebabnya diduga ghoib bin mistis: ada makhluk halus yang masuk setiap selepas maghrib dan keluar lagi ketika pagi datang. Dan konspirasi
semesta memang misterius, ternyata teman saya yang cukup sering datang ke kos
punya kemampuan melihat dan merasakan yang halus-halus itu.
Malam itu juga, saya diminumi air doa. Entah karena
doanya atau fisik saya yang memang sedang kurang sehat, saya muntah-muntah dahsyat
segera setelah tegukan terakhir. Tidak cukup sepiring lele bakar makan malam
saya yang keluar, sepiring nasi padang yang sudah aman sentosa di perut saya sejak
siang hari pun ikut keluar. Sebelum pulang, teman saya berpesan agar saya
sering-sering baca ayat kursi. Dan katanya, makin sering muntah makin bagus. Hmm, bagussss.
“Mau aku kasih tau
sekarang atau besok? Mendingan sekarang, (kondisi) kamu urgent! Aku ke kos kamu
sekarang.”
...bbm yang dikirim seorang teman di malam hari selepas
saya melakukan cek darah di siang harinya. Dua hari setelah minum air doa, saya
masih suka demam-demam kecil dan beberapa kali muntah. Jadi kira-kira sudah seminggu
saya demam setiap malam. Sampai akhirnya saya tidak bisa menelan apapun
kecuali roti dan air putih, selain itu semua balik kanan, keluar lagi. Hari itu
juga saya berangkat ke dokter.
Singkat cerita, hasil tes darah menunjukkan bahwa saya
terinfeksi mikroorganisme bernama cantik, Salmonella. Cukup akut katanya. Nilai
rujukan untuk negatif adalah kurang dari/ sama dengan 2, dengan 3 adalah borderline,
dan ponten saya 5. Positif. Jadi dari sudut pandang medis, “makhluk-makhluk halus”
inilah yang membuat saya mual, muntah, dan typhoid
fever, saya demam setiap malam. Usus sayapun luka. Serangkaian pantangan dan anjuran pun harus saya jalankan
bulat-bulat. Menyebalkan. Saya harus bed rest selama lima hari, sudah disiapkan
surat dokter. Saya tidak boleh makan sayur dan buah sama sekali selama paling
tidak seminggu. Saya harus makan makanan yang halus, bubur, roti, atau apapun
yang diblender (hiyaaks...). Saya harus check up lagi dalam tiga hari ke depan,
tepat setelah obatnya habis.
"makhluk halus" picture taken from here |
Disponsori oleh rasa penasaran dan rasa agak-belum-bisa-menerima-kenyataan,
saya mengunjungi sesepuh idola, mbah Google. Dari situs WHO, beberapa informasi
singkat berikut cukup menjelaskan apa yang saya alami:
1.
Bakteri Salmonella
biasanya berasal dari daging ayam, sapi, atau telur
2. Membutuhkan waktu untuk
berkembang biak, jadi gejala baru akan dirasakan beberapa hari, minggu, bahkan
bulan setelah kontak dengan makanan yang mengandung bakteri, depends on how
much bacterias in the food consumed
3. Gejala yang timbul adalah
typhoid fever (demam naik turun) disertai
mual dan muntah
Point ke-2 cukup menjelaskan kondisi “demam tiba-tiba” dan
point ke-3 menjelaskan kondisi “demam mistis hanya di malam hari”. Tidak ada
keluhan apa-apa selain demam, mual, dan lemas. Ketika menulis ini, 2 hari
setelah cek darah, saya sudah merasa jauh lebih baik, tidak mual, tidak muntah,
dan tidak lagi demam tinggi.
Cuma Tuhan yang tahu apakah itu karena saya rajin minum
obat dan istirahat cukup atau karena rajin baca ayat kursi, atau kombinasi keduanya.
Menurut kamu? :)
P.S : Cerita ini diketik sejak Januari, tapi baru diposting Maret. Begitulah. Bravo procrastination!
No comments:
Post a Comment